S
|
eiring berkembangnya
zaman dan teknologi, pola hidup manusia kian berubah. Perubahan ini menyebabkan
pula perubahan pola penyakit, dari penyakit infeksi ke penyakit-penyakit
degeneratif, misalnya penyakit jantung dan pembuluh darah. Sistem
kardiovaskular sendiri terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Sistem
kardiovaskular dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus SA, nodus
AV, berkas His, dan serabut Purkinye (Sanjoyo, 2005). Setiap gangguan dalam
sistem tersebut akan berakibat adanya kelainan pada sistem kardiovaskular. Menurut
Badan WHO, 60% dari seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit
jantung koroner (Supriyono, 2008). Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga dari
tahun 1975 hingga 1996 proporsi penyakit jantung meningkat hingga belasan
persen. Sensus nasional tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit
kardiovaskular adalah sebesar 26,4%. Faktor resiko penyakit jantung koroner ini
sendiri terbagi menjadi dua kategori, yaitu nonmodifiable
risk factors seperti usia dan jenis kelamin, dan modifiable risk factors seperti overweight
dan obesitas (Supriyono, 2008).
Obesitas
merupakan kunci penting terjadinya peningkatan proposi penyakit jantung
koroner. Obesitas diartikan sebagai kondisi dimana terdapat lemak yang
berlebihan di dalam tubuh manusia (Lin, W.Y., et al, 2002). Obesitas adalah istilah yang digunakan untuk
distribusi berat badan yang berlebih dari apa yang dikatakan sehat dalam
ketentuan tertentu (Centers for Disease Control and Prevention, 2011). Menurut
Novak (2005), obesitas berarti meningkatnya berat badan melebihi batas normal
yang dapat ditampung oleh rangka tubuh akibat terdapatnya lemak berlebih dalam
tubuh. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi sudah banyak berpengaruh terhadap diri dan
lingkungan dan memberikan dampak negatif dan positif bagi manusia. Saat ini
banyak kegiatan manusia yang sudah digantikan oleh mesin-mesin canggih sehingga
mobilitas gerak manusia dan tingkat kebugaran jasmani manusia menjadi menurun.
Banyak makanan dan minuman cepat saji yang ditambahi pengawet dan pewarna
buatan juga berdampak bagi kesehatan tubuh manusia. Selain itu, banyak keluarga
saat ini yang kurang memperhatikan kesehatan dan kebugaran anak-anaknya. Mereka
hanya berpikir apabila anak-anaknya sangat nafsu makan dan terpenuhi gizinya
berarti tubuhnya sudah sehat. Kebanyakan orangtua tidak berpikir bahwa selain faktor
genetika, penumpukan gizi di dalam tubuh dalam kurun waktu yang lama dan tidak
diimbangi dengan aktivitas jasmani juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas. Insidensi
kejadian obesitas telah mencapai batas yang tinggi. Sebanyak 2,6 juta orang
meninggal setiap tahunnya akibat berat badan yang berlebih atau mengalami
obesitas (WHO, 2010). Obesitas sudah menjadi sebuah epidemic di negara maju.
Biasanya ukuran objektif obesitas dinilai dari nilai Indeks Masa Tubuh (IMT),
dimana ukuran internasional untuk obesitas adalah IMT ≥ 30 kg/m2, sedangkan
untuk ukuran orang Asia obesitas adalah nilai IMT ≥25 kg/m2.
Obesitas memiliki hubungan yang erat
dengan tingginya kejadian penyakit kardiovaskular. Obesitas dapat meningkatkan
kadar trigliserid yang buruk untuk kesehatan jantung dan menurunkan kadar high
density lipoprotein (HDL) yang bersifat kardioprotektif. Obesitas dapat
meningkatkan gangguan fungsi organ jantung melalui beberapa mekanisme yang
mempengaruhi: (1) peningkatan beban kerja organ jantung, (2) penimbunan lemak
di organ jantung, (3) penimbunan lemak di sekitar pembuluh darah, (4) memicu
tekanan darah tinggi, (5) kardiomiopati, (6) peningkatan radikal bebas dan
peradangan pembuluh darah jantung, dan (7) gangguan metabolisme lemak (AHA,
2007). Obesitas dikatakan meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas,
termasuk terjadinya penyakit kardiovaskular, diabetes, dan sebagainya. Sebagai
contoh, penyakit kardiovaskular mempunyai mortalitas sebanyak tiga kali lipat
lebih tinggi dalam kalangan wanita dan pria yang mengalami obesitas dan sebanyak 21 hingga 28% dari mortalitas
penyakit kardiovaskular dapat disebabkan karena mempunyai berat badan yang
berlebihan (Lin, W. Y., et al., 2002).
Penyakit kardiovaskular merupakan
penyebab utama kematian di Indonesia maupun di Dunia. Dampak penyakit
kardiovaskular bagi masyarakat pun sangat besar, dari segi ekonomi pendapatan
keluarga berkurang karena penderita pada umumnya masih dalam kategori usia
produktif dan biaya kesehatan yang dikeluarkan pada saat dan setelah sakit juga
sangat besar. Dari segi sosial, anggota keluarga yang menderita penyakit ini
biasanya tidak mampu secara mandiri dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya
sehingga menjadi beban bagi orang disekelilingnya (Wahyuniari, Ika., dkk.,
2012). Pencegahan terhadap penyakit kardiovaskular dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu primer dan sekunder. Pencegahan primer penyakit kardiovaskular antara
lain Pemeriksaan factor risiko, dan esimasi factor risiko secara umum.
Pemeriksaan harus dimulai sejak umur 20 tahun. Riwayat keluarga dengan penyakit
jantung koroner harus secara rutin dipantau, merokok, program diet, alkohol,
dan aktivitas fisik harus dievaluasi secara berkala, tekanan darah, indeks masa
tubuh (IMT), dan lingkar pinggang harus diperiksa selang 2 tahun, pemeriksaan
kolesterol dan kadar gula darah harus tetap dipantau juga. Estimasi secara umum
antara lain faktor risiko seperti merokok, tekanan darah, pemeriksaan
kolesterol, kadar gula darah, usia, jenis kelamin, dan diabetes. Pencegahan
sekunder menurut ACC/AHA 2006 seperti berhenti merokok total, mengontrol
tekanan darah, pengelolaan lipid, mengatur berat badan.
Referensi:
American Heart
Association (AHA). 2007. Scientific Position, Risk factors and coronary heart
disease, AHA Scientific Position, November 24th, 2007, 1-3.
Centers for
Disease Control and Prevention. 2011. Obesity. Centers for Disease Control and
Prevention.
Lin, W. Y., et al.
2002. Optimal Cut-off Values For Obesity; Using Simple Anthropoetric Indices to
Predict Cardiovascular Risk Factors in Taiwan, International Journal of
Obesity. 26, No 9 :1232-1238.
Majid, abdul.
2007. Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan
Terkini. Dilihat secara online pada 6 September 2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/705/1/08E00124.pdf. Universitas
Sumatera Utara: Medan.
Novak, P.D. 2005.
Dorland Pocket Medical Dictionary. 27th ed. Philadelphia,
Pennsylvania: Elsevier.
Sanjoyo. 2005.
Tugas Biomedik Farmakologi: Sistem Kardiovaskuler. Dilihat secara online pada 6
September 2014. http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/farmakologi.pdf. Fakultas
Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta
Supriyono, Mamat.
2008. Faktor-faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Penyakit Jantung
Koroner pada Kelompok Usia ≤ 45 Tahun (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi dan RS.
Telogorejo Semarang). Dilihat secara online pada 6 September 2014.
http://eprints.undip.ac.id/18090/1/MAMAT_SUPRIYONO.pdf. Universitas Diponegoro:
Semarang.
Thiruchelvam,
Tharmanthiran. 2011. Hubungan Obesitas Sentral dengan Penyakit Jantung Koroner
pada Pasien Laki-laki. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara: Medan.
Wahyuniari, Ika.,
dkk. 2012. Deteksi Dini dan Penanganan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular
pada Penduduk Usia 45 Tahun ke Atas di Desa Pegayaman Buleleng. Dilihat secara
online pada 6 September 2014.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jum/article/viewFile/2071/1261. Udayana
Mengabdi 9 (2): 72.74. ISSN: 1412-0925. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana: Bali.
World Health Organization.
2010. 10 Facts on Obesity. World Health Organization.
2 komentar:
terimakasih sudah berbagi yah kak
stamp alfamart
Posting Komentar