Bubuk Rhodamine B sumber: dir.indiamart.com |
Rhodamine
B merupakan zat pewarna sintetis dimana apabila dalam bentuk serbut kristal
berwarna kehijauan, dalam bentuk larutan berkonsentrasi tinggi berwarna merah
keunguan dan berkonsentrasi rendah berwarna merah terang. Rhodamine B termasuk
golongan pewarna xanthenes basa, terbuat dari metadietilaminofenol dan ftalik
anhidrid, yakni suatu bahan yang tidak bisa dimakan serta sangat berfluoresensi
(Purnamasari, 2013) .
Rhodamine
B memiliki nama lain, seperti tetraethyl rhodamin, rheonine B, D & C Red
no. 19, C.I. Basic Violet 10, C.I No 45179, Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizan
Rhodamone dan Briliant Pink B. Nama kimia dari Rhodamine B adalah
N-[9-(carboxyphenyl)-6-(diethylamino)-3H-xanten-3-ylidene]-N-ethyleyhanaminium
chlorida. Rumus molekul dari Rhodamine B adalah C28H31N2O3Cl
dengan berat molekul sebesar 479 g/mol. Rhodamine B sangat larut dalam air dan
akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat (Pearce, 2009) .
Struktur Rhodamine B sumber: en.wikipedia.org |
Menurut
WHO, Rhodamine B berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifat kimia dan
kandungan logam beratnya. Rhodamine B mengandung senyawa klorin (Cl), dimana
senyawa ini berbahaya dan reaktif. Jika tertelan, maka senyawa ini akan
berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan cara mengikat senyawa lain
dalam tubuh, hal inilah yang bersifat racun bagi tubuh. Selain itu, Rhodamine B
juga memiliki senyawa pengalkilasi (CH3-CH3) yang bersifat radikal sehingga
dapat berikatan dengan protein, lemak, dan DNA dalam tubuh.
Penggunaan
zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984 karena Rhodamine B termasuk dalam bahan
karsinogen (penyebab kanker) yang kuat. Uji toksisitas Rhodamine B yang
dilakukan terhadap mencit dan tikus telah membuktikan adanya efek karsinogenik
tersebut. Konsumsi Rhodamine B dalam jangka panjang dapat terakumulasi di dalam
tubuh dan dapat menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi
hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, atau bahkan bisa menyebabkan
timbulnya kanker hati. Perlu diketahui pula bahwa rhodamin B juga dapat menimbulkan
efek akut jika tertelan sebanyak 500 mg/kg BB, yang merupakan dosis toksiknya (Anonim, 2015) .
Sejauh ini, zat Rodhamine B ditemukan pada berbagai produk makanan, seperti sambal
botol, cabe merah giling, kerupuk, manisan, sosis, agar-agar, kembang gula atau
arum manis, sirup, terasi dan masih banyak lagi. Ciri-ciri makanan
yang mengandung Rhodamin-B antara lain warnanya cerah mengkilap dan lebih mencolok,
terkadang warna terlihat tidak homogen (rata), ada gumpalan warna pada produk,
dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit (Trestiati, 2003) . Tak jarang, makanan yang tercampur Rhodamine B menebarkan bau aneh serta menyebabkan tenggorokan
gatal beberapa saat setelah mengonsumsinya. Namun tampilan dari makanan yang
menggunakan zat ini cenderung menarik dan terkesan menawarkan cita rasa tinggi
sehingga ketika tetap banyak yang tertarik untuk membeli dan mengonsumsinya,
ditambah dengan harga yang murah.
Untuk mencegah efek
jangka panjang dari Rhodamine B, maka lebih baik dilakukan tindakan
pencegahan dalam memilih pangan, seperti:
a.
Lebih teliti dalam membeli produk pangan, misalnya dengan
menghindari jajanan yang memiliki warna terlalu mencolok, terutama jajanan yang
dijual di pinggir jalan.
b.
Mengenali kode registrasi produk, misalnya produk pangan
sudah terdaftar di Badan POM atau untuk pangan industri rumah tangga sudah
terdaftar di Dinas Kesehatan setempat.
c.
Tidak membeli produk yang tidak terdapat informasi komposisi
pada labelnya.
Referensi:
Anonim. 2015. Bahaya Rhodamine B sebagai Pewarna pada Pangan. [Online]
Available at: http://ik.pom.go.id/v2015/artikel/Bahaya-Rhodamin-B-sebagai-Pewarna-pada-Makanan.pdf
[Diakses 7 Juni 2016].
Available at: http://ik.pom.go.id/v2015/artikel/Bahaya-Rhodamin-B-sebagai-Pewarna-pada-Makanan.pdf
[Diakses 7 Juni 2016].
Pearce, E. 2009. Anatomi
Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
PT. Gramedia.
Purnamasari, D. S. 2013. Pengaruh Rhodamine B Peroral Dosis Bertingkat selama 12 Minggu terhadap
Gambaran Histomorfometri Limpa. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Trestiati, M., 2003. Analisis
Rhodamin B pada Makanan dan Minuman Jajanan Anak SD (Studi Kasus Sekolah Dasar
di Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung). Bandung: Fakultas Kesehatan
Lingkungan Universitas Padjajaran.
0 komentar:
Posting Komentar