Selasa, 07 Juni 2016

Food Info #4 - Rhodamine B sebagai Pewarna Pangan

Bubuk Rhodamine B
sumber: dir.indiamart.com

Rhodamine B merupakan zat pewarna sintetis dimana apabila dalam bentuk serbut kristal berwarna kehijauan, dalam bentuk larutan berkonsentrasi tinggi berwarna merah keunguan dan berkonsentrasi rendah berwarna merah terang. Rhodamine B termasuk golongan pewarna xanthenes basa, terbuat dari metadietilaminofenol dan ftalik anhidrid, yakni suatu bahan yang tidak bisa dimakan serta sangat berfluoresensi (Purnamasari, 2013).

Rhodamine B memiliki nama lain, seperti tetraethyl rhodamin, rheonine B, D & C Red no. 19, C.I. Basic Violet 10, C.I No 45179, Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizan Rhodamone dan Briliant Pink B. Nama kimia dari Rhodamine B adalah N-[9-(carboxyphenyl)-6-(diethylamino)-3H-xanten-3-ylidene]-N-ethyleyhanaminium chlorida. Rumus molekul dari Rhodamine B adalah C28H31N2O3Cl dengan berat molekul sebesar 479 g/mol. Rhodamine B sangat larut dalam air dan akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat (Pearce, 2009).
Struktur Rhodamine B
sumber: en.wikipedia.org
 
Menurut WHO, Rhodamine B berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifat kimia dan kandungan logam beratnya. Rhodamine B mengandung senyawa klorin (Cl), dimana senyawa ini berbahaya dan reaktif. Jika tertelan, maka senyawa ini akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan cara mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal inilah yang bersifat racun bagi tubuh. Selain itu, Rhodamine B juga memiliki senyawa pengalkilasi (CH3-CH3) yang bersifat radikal sehingga dapat berikatan dengan protein, lemak, dan DNA dalam tubuh.

Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984 karena Rhodamine B termasuk dalam bahan karsinogen (penyebab kanker) yang kuat. Uji toksisitas Rhodamine B yang dilakukan terhadap mencit dan tikus telah membuktikan adanya efek karsinogenik tersebut. Konsumsi Rhodamine B dalam jangka panjang dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati. Perlu diketahui pula bahwa rhodamin B juga dapat menimbulkan efek akut jika tertelan sebanyak 500 mg/kg BB, yang merupakan dosis toksiknya (Anonim, 2015).

Sejauh ini, zat Rodhamine B ditemukan pada berbagai produk makanan, seperti sambal botol, cabe merah giling, kerupuk, manisan, sosis, agar-agar, kembang gula atau arum manis, sirup, terasi dan masih banyak lagi. Ciri-ciri makanan yang mengandung Rhodamin-B antara lain warnanya cerah mengkilap dan lebih mencolok, terkadang warna terlihat tidak homogen (rata), ada gumpalan warna pada produk, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit (Trestiati, 2003). Tak jarang, makanan yang tercampur Rhodamine B menebarkan bau aneh serta menyebabkan tenggorokan gatal beberapa saat setelah mengonsumsinya. Namun tampilan dari makanan yang menggunakan zat ini cenderung menarik dan terkesan menawarkan cita rasa tinggi sehingga ketika tetap banyak yang tertarik untuk membeli dan mengonsumsinya, ditambah dengan harga yang murah.

Untuk mencegah efek jangka panjang dari Rhodamine B, maka lebih baik dilakukan tindakan pencegahan dalam memilih pangan, seperti:

a.       Lebih teliti dalam membeli produk pangan, misalnya dengan menghindari jajanan yang memiliki warna terlalu mencolok, terutama jajanan yang dijual di pinggir jalan.

b.      Mengenali kode registrasi produk, misalnya produk pangan sudah terdaftar di Badan POM atau untuk pangan industri rumah tangga sudah terdaftar di Dinas Kesehatan setempat.

c.       Tidak membeli produk yang tidak terdapat informasi komposisi pada labelnya.

 

Referensi:
Anonim. 2015. Bahaya Rhodamine B sebagai Pewarna pada Pangan. [Online]
Available at: http://ik.pom.go.id/v2015/artikel/Bahaya-Rhodamin-B-sebagai-Pewarna-pada-Makanan.pdf
[Diakses 7 Juni 2016].
Pearce, E. 2009. Anatomi Fisiologi untuk Paramedis.  Jakarta: PT. Gramedia.
Purnamasari, D. S. 2013. Pengaruh Rhodamine B Peroral Dosis Bertingkat selama 12 Minggu terhadap Gambaran Histomorfometri Limpa. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
 
Trestiati, M., 2003. Analisis Rhodamin B pada Makanan dan Minuman Jajanan Anak SD (Studi Kasus Sekolah Dasar di Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung). Bandung: Fakultas Kesehatan Lingkungan Universitas Padjajaran.
 
 

 


0 komentar:

Posting Komentar

 
;